Chrome Pointer

Sabtu, 25 Juli 2020

Instalasi Linux Debian 9.5 via V-Box


Debian adalah sistem operasi komputer yang tersusun dari paket-paket perangkat lunak yang dirilis sebagai perangkat lunak bebas dan terbuka dengan lisensi mayoritas GNU General Public License dan lisensi perangkat lunak bebas lainnya.

Yang dimaksud dengan perintah dasar disini adalah sebuah perintah untuk menjalankan suatu OS ysng berbasis CLI. Command line interface atau CLI adalah sebuah antarmuka berbasis teks. Perlu diingat bahwa cli tidak memiliki gambar sama sekali. Ada juga yang disebut dengan GUI yaitu Grafik User Interfaces sebuah antarmuka berbasis grafik.

# Topologi:



# Perangkat Yang Dibutuhkan :
1. File Iso debian
2. V-Box

# Link Donwload :
- File ISO Debian, download.
- Aplikasi Virtual Box, download.

# Perintah-Perintah :

1.  Buka aplikasi VirtualBox terlebih dahulu.


2. Pilih "New" untuk membuat instalasi baru.


3. Isilah nama, jenis os yang akan diinstal dan ukuran memori. kemudian pilih Create.


4. Atur lokasi file, ukuran file, tipe file hardisk, dan penyimpanan fisik hardisk pada tahap ini. Kemudian klik Create, jika dirasa anda telah mengisinya dengan benar.



5. Kemudian kita beralih ke pengaturan atau settings.


8. Pilih Storage dan masukan file iso yang akan diinstal.


9. Kemudian, Pilih Network untuk mensetting jenis network yang akan digunakan. Kali ini saya menggunakan 2 adapter. Adapter 1 menggunakan bridge Adapter.


10. Sedangkan Adapter 2 menggunakan host-only adapter.


11. Jika dirasa pengaturan atau penyettingan telah selesai, Pilih "Start" untuk memulai instalasi.


12. Pilih instalasi  yang diinginkan, GUI(Graphical Install) atau CLI(Install). Kali ini kita akan menggunakan berbasis tulisan yaitu CLI.



13. Pilih bahasa yang digunakan dalam proses instalasi, disini saya akan memilih bahasa Inggris (English).



14. Pada bagian Negara territorial, saya pilih other karena Negara saya tidak ada pada option.



15. Pada bagian Benua, saya pilih Asia karena seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia terletak pada benua Asia.



16. Pada bagian Area atau lokasi Negara, saya pilih Indonesia.


17. Sistem medeteksi bahwa kombinasi bahasa dan Negara yang dipilih tidak sesuai, sehingga diperlukan kombinasi bahasa sebagai bahasa instalasi. Disini saya menggunakan united states saja.


18. Pilih American English jika menggunakan Keyboard berbasis qwerty.


19. Untuk Primary Interface Network saya menggunakan enp0s3.


20. Ketika konfigurasi network pilihlah go back agar tidak langsung menjadi DHCP.


21. Pada bagian setting network, saya pilih configure network manually karena saya ingin mengkonfigurasikan tanpa menggunakan DHCP atau  biasa disebut Manual/ static.


22. Masukan IP Address sesuai dengan IP Jaringan yang terhubung pada device anda.


23. Untuk bagian netmask biarkan saja default karena sudah sesuai dengan prefiks anda.


24. Gunakan gateway yang sesuai dengan jaringan anda.


25. Pada Bagian Nameserver biarkan saja default.


26. Untuk hostname, anda bebas mengunakan nama apapun.


27. Pada bagian domain name, kosongkan saja.


28. Masukkan password yang mudah diingat agar tidak lupa saat ingin root.


29. Ulangi penulisan password root


30. Masukkan nama lengkap anda.


31.  Anda bebas dalam pemberian nama user untuk login.


32. Masukkan password yang mudah diingat agar tidak lupa saat ingin login


33. Ulangi penulisan password login.



34. Pilih kota yang sesuai dengan daerah anda, agar zona waktu tidak keliru.


35. Pilih manual untuk mempartisi disk secara mandiri. Anda juga dapat menghemat waktu dengan memilih option lainnya. Namun perlu diperhatikan keterangan pembagiannya.


36.  Pilih SCSI untuk mulai mempartisi, kali ini saya akan membuat 4 partisi.


37. Buatlah partisi baru dengan memilih yes.


38. Pilih pada bagian free space.


39. Buat partisi baru pada free space


40. Masukkan nominal ukuran hardisk pada partisi yang akan dibuat. 


41. Pilih primary untuk tipenya.


42. Pilih beginning untuk menempatkan lokasi partisi pada bagian awal.


43. Pada bagian pengaturan partisi, ubah mountpoint menjadi root dan gunakan ext4



44. Buat kembali partisi untuk swap area menggunakan free space.


45. Buat partisi baru.


46. Masukkan nominal ukuran partisi swap sesuai dengan RAM anda.


47. Pilih logical untuk tipenya.


48. Pilih beginning untuk menempatkan lokasi partisi pada bagian awal.


49. Gunakan Swap area pada use as.


50. Pilih Done Setting Up The Partition untuk lanjut ke partisi berikutnya.


51. Buat partisi untuk data.


52. Buat kembali partisi baru.


53. Masukkan nominal ukuran pada partisi data ini.



54. Pilih primary untuk tipenya.


55. Pilih beginning untuk menempatkan lokasi partisi pada bagian awal.


56.  Ubah mountpoint secara diketik menjadi /data.


59. Pilih Done Setting Up The Partition untuk lanjut ke partisi berikutnya.


60. Untuk sisa hardisk, jadikan data saja agar tidak terbuang secara percuma.




61. Buat kembali partisi baru.



62. Usahakan tidak menyisakan hardisk sedikitpun.


63. Pilih primary untuk tipenya.
 

64. Ubah mountpoint secara diketik menjadi /data2 dan gunakan ext3 dan Pilih Done Setting Up The Partition untuk lanjut ke partisi berikutnya.


65. Jika pembuatan partisi dirasa sudah selesai, pilih Finishing partitioning and write changes to disk .


66. Pilih yes untuk menulis partisi pada hardisk.


67. Scan CD jika anda memiliki file iso lain, jika tidak, anda dapat lanjut kembali.


68. Pilih NO pada Use network mirror.


69. Jika anda tidak ingin berpartisipasi dalam paket survey pilih No.



70. Pilih software yang anda butuhkan untuk di instalasi ini. Untuk membintangi atau menghapus bintangnya gunakanlah spasi. Kali ini saya akan memilih server ssh dan system standar.


70.  Pilihlah yes untuk dapat melakukan booting pada instalasi ini.


74. Untuk device boot, pilih hardisk.


75. Proses instalisasi sudah selesai.


76. Masukkan username dan password yang telah anda buat. Kemudian SU untuk menjadi Super User


-Sekian dan Terima Kasih-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar